TATA CARA PESTA PERNIKAHAN NIAS

AKU DAN NIASKU

Hari ini sebagaimana biasanya setelah pulang kerumah aku menyempatkan utuk menelusuri bahan-bahan disertasiku di mesin pencari google, tiba-tiba saja terhenti sejenak dan mengalihkan perhatianku ke salah satu alamat youtube yang bercerita tata acara perkawinan adat tradisional nias.
Akhirnya setelah memperhatikan video you tube yang diposting oleh lapang ari nazara tersebut membuatku teringat akan kepulanganku ke Pulau Nias beberapa bulan lalu tepatnya 24 agustus 2013 saat menghadiri acara pesta pernikahan putri dari keluarga saudari bapak saya Ama Masatani alias F. Telaumbanua (alm).

Saya berangkat dari Surabaya dan tiba di bandara binaka pukul 10.00 selanjutnya meneruskan perjalanan ke tempat pesta, Desa Lasara Sawo Kecamatan Sawo Nias Utara.
Sungguh merupakan hal lucu dan menegangkan bagiku saat itu.
Bagaimana tidak, karena setibanya aku di tempat pesta oleh para orang tua, saudara-saudari dan sesepuh ayahku mendaulat saya menjadi sifahuhuo (menyampaikan sambutan) atas nama satua Nuwu (keluarga paman). Waduh…peran seperti itu bagiku merupakan hal yang sangat sulit dan sekaligus menantang.

Saya katakan menantang karena saya menyadari bahwa mereka mendaulatkan saya sebagai sifahuhuo (yg menyampaikan sambutan) pasti tujuannya baik agar aku terus belajar memahami dan tidak melupakan akan nilai-nilai budaya nias khususnya dalam hal pesta pernikahan.

Akan tetapi di sisi lain, hal itu sangat sulit saya lakukan karena aku yang notabene sudah belasan tahun setelah tamat SMA langsung merantau/melanjutkan pendidikan dibeberapa pulau, mulai dari pulau Sumatera (Medan) terus ke Pulau Sulawesi (Makassar) dan terakhir di Pulau Jawa (Jakarta-Surabaya) sampai sekarang. Memang selama belasan tahun didunia rantau beberapa kali bolak balik ke Nias. Sayangnya di setiap ada moment pulang ke tanah kelahiran tercinta waktunya paling lama hanya beberapa hari saja bahkan pernah satu kali ke Nias (lupa tahun kapan) cuma hitungan beberapa jam saja terus langsung balik ke Pulau Jawa untuk menyelesaikan tugas dan melapor kepada professor pembimbingku.

Dengan kondisi seperti demikian aku menyadari bahwa banyak hal yang kurang aku pahami atau mungkin saya tahu tapi pada kondisi lupa-lupa ingat, maklumlah karena biasanya kalau sudah berada di tanah rantau, penggunaan bahasa nias kadang tidak teratur dan dilakukan seadanya disesuaikan kondisi dan lawan bicara. Rasanya peran yang dilimpahkan ke saya secara batin mengatakan tidak mampu dan tidak siap.

Tekanan paling berat dalam jiwa saat itu selain tidak pernah berperan sebagai Satua Nuwu adalah meragukan kosa kata bahasa niasku (famaolago fehede), khawatir tidak sesuai atau tidak berkenan kepada para tamu dan para hadirin yang hadir pada pesta itu. Akan tetapi, mengingat dorongan para orangtua dan saudara-saudari, akhirnya saya lakukan saja peran yang diberikan sambil berdoa dalam hati, tolong aku ya Tuhan semoga saja mereka memaklumi dan memaafkan segala kekuranganku nanti.

Akhirnya apa yang terjadi, ternyata tidak seperti yang saya khawatirkan.

Acara berjalan lancar, termasuk acara sambutan yang saya perankan. Tapi saya kurang tahu apakah yang saya sampaikan sudah berkenan sebagaimana layaknya seorang Satua Nuwu berbicara dalam sebuah acara pesta. Yang penting bagiku saat itu sudah mengakhiri sambutan dengan kata penutup Yaahowu saohagolo.

Kendati keikutsertaanku pada acara pesta tersebut antara senang dan disertai tekanan, namun bagiku hari “H” pesta tersebut seolah mengajariku ulang alias meningkatkan daya ingat kembali tentang tata cara dan tahapan pelaksanaan acara pesta di Pulau Nias tercinta.

Berikut ini merupakan gambaran acara yang masih saya ingat dalam sebuah pesta adat pernikahan nias.

TATA CARA PESTA PERNIKAHAN DI PULAU NIAS

1. Kata Pengantar oleh pembawa acara (MC)

2. Famonahia Tome

3. Sinuno+Fangandro moroi ba: satua niha keriso sowato

4. Lifamaehago moroi ba dandrosa walowa

5. Fangowai+Fame’e afo

6. Famara’usa tanga oleh bapak pendeta

7. Huhuo moroi ba

 Satua mbanua sowato

 Satua mbanua tome

 Satua nuwu

 Sosalahini sitenga bo’o

 Sosalahini ira tua

 Sosalahini para undangan

 Sosalahini satua mbanua silazi

8. Istrahat

9. Huhuo nifaema Kepala desa Tome

10. Arahan sekaligus pembacaan pengumuman nifaema kepala desa sowato

11. Sinuno+Maena

12. Huhuo zatua ba naro gare

13. Fame’e sumange

14. Famee tou ono nihalo

15. Huhuo moroi (satua nono nihalo +satua zangowalu)

16. Sinuno+Fangandro moroi ba dome

17. Fehede Fangasiwai

18. Bubar


TTD (Pembawa acara dan ketua Adat).

Catatan: Acara da’e tola munono ba tola mu’alosi molo’o fa’amoguna ba sifao fahasara dodo.

Goresan ini hanya merupakan pandangan pribadi saya, berdasarkan ingatan di saat mengikuti pesta tersebut. Tulisan ini berharap bisa di berikan koreksi dan masukan demi kesempurnaan pemahaman kita bersama akan budaya kita Ono Niha khususnya berkaitan tata acara pesta pernikahan Nias. Saya juga berharap bahwa melalui tulisan ini, wawasan mengenai kebudayaan kita sendiri dapat diperkaya.